Suatu hari ada seekor kepiting kecil sedang bersama ibunya. Si kepiting kecil sedang berusaha untuk belajar berjalan dengan lurus dan tidak berhalan kesamping. Namun, sudah sepatutnya kepiting memang tak bisa berjalan lurus. Mereka sudah ditakdirkan untuk berjalan menyamping. Namun, Ibu Kepiting merasa anaknya masih terus salah karena tak bisa menghadap depan dan tidak berjalan lurus kedepan.
"Wahai nak, menurutku kau sama sekali belum pintar berjalan," ucap Ibu Kepiting.
"Aku sudah berusaha untuk berjalan dengan semaksimal mungkin Bu. Dan menurutku, aku sudah berjalan dengan normal seperti kepiting lain," tambah Anak Kepiting.
"Ya benar, sekarang kau bisa berjalan. Tetapi, cara jalanmu itu salah. Berjalan yang benar itu harus lurus, dan semua kaki harus menghadap ke depan," jelas Ibu Kepiting.
Anak kepiting mencoba mempraktikkan apa yang dikatakan oleh ibunya. Ternyata dia tetap berjalan ke samping. Saat anak kepiting itu mencoba membuat jari kakinya menghadap ke depan, dia malah merasa kesakitan.
"Aku tetap tidak bisa, Bu," ucap Anak Kepiting, pasrah dan sedikit kehilangan harapan.
"Pokoknya kau harus terus belajar berjalan yang benar," kata ibunya.
"Kalau memang begitu, apakah Ibu bisa berjalan dengan lurus dengan jari kaki menghadap ke depan? Mungkin apabila ibu mencontohkannya aku akan bisa” tanya Anak Kepiting.
"Oh ya, tentu saja. Sekarang, perhatikanlah Ibu." pinta ibunya.
Ibu kepiting lalu mencoba berjalan. Oh astaga.. rupanya sang Ibu juga hanya bisa berjalan ke samping. Dia tak bisa berjalan dengan lurus. Ia merasa sedikit malu.
"Ibu juga tak bisa berjalan lurus," ucap Anak Kepiting.
Ibunya masih terus berusaha karna tidak mau dipermalukan. Ia mencoba lagi. Kali ini dengan jari kaki menghadap ke depan. Anaknya memperhatikannya dengan tekun.
"Lihatlah aku." seru ibunya.
Ibunya mulai berjalan dengan jari kaki menghadap ke depan. DUG! Dia malah terjatuh menimpa sebuah batu. Melihat hal itu, anaknya dengan sedikit tidak sopan tertawa terbahak bahak.
"Tak baik menertawakan orangtua," dengus ibunya sambil kesakitan sekaligus menahan malu.
Sejak saat itu, Si Ibu langsung sadar, memang sudah menjadi ketentuan Tuhan bahwa kepiting selalu berjalan ke samping. Tak ada kepiting yang bisa berjalan lurus. Ibu Kepiting akhirnya menyadari kesalahannya. Ia pun meminta maaf kepada anaknya.
"Jadi selama ini cara jalanku sudah benar kan Bu?” tanya Anak Kepiting.
Ibu kepiting hanya bisa mengangguk-angguk. Ia masih menahan rasa sakit akibat terjatuh menimpa batu. Akhirnya ia menyadari bahwa ia tidak bisa seperti itu lagi